“It is health that is real wealth and not pieces of gold and silver.”

Sabtu, 02 April 2011

Info Sehat

MSG, Penyedap Rasa, Micin, Berbahayakah Buat Kesehatan?

Sejak ditemukan di Jepang tahun 1909 oleh Ajinomoto Corp, monosodium glutamat (MSG) atau akrab disebut micin, telah berkembang menjadi salah satu zat aditif makanan yang paling populer di seluruh dunia. Selain MSG, ada penyedap rasa lain yang digunakan oleh industri makanan seperti disodium inosinat (IMP) dan disodium guanilat (GMP). Namun seperti ditulismajalahkesehatan, MSG-lah yang paling disukai orang karena kemurahan dan keefektifannya dalam menguatkan rasa.

MSG digunakan di seluruh dunia pada hampir semua jenis sayuran, kaldu dan lauk-pauk. MSG juga hadir dalam berbagai makanan olahan seperti daging kalengan dan daging olahan beku, saus tomat, mayones, kecap, sosis, makanan ringan, beberapa produk olahan keju, bumbu mie instan, dll.

Penggunaan MSG kadang-kadang “tersembunyi” di balik label makanan dengan nama yang berbeda. Jika Anda melihat “penyedap rasa alami”, “protein hidrolisat” dan “rempah-rempah” dalam label makanan Anda, bukan berarti di dalamnya tidak ada MSG.

Aman Menurut Badan Pengawas Makanan
MSG adalah bubuk putih yang cepat larut dalam air atau air liur. Setelah larut, MSG terurai menjadi natrium dan glutamat. Glutamat adalah asam amino nonesensial yang ditemukan di hampir semua protein. 

Di Amerika Serikat, MSG termasuk dalam daftar bahan makanan yang aman menurut Food and Drug Administration. Komite Ilmiah Uni Eropa juga menilai MSG sebagai zat makanan yang aman. Di Jepang, MSG adalah zat aditif makanan yang boleh digunakan tanpa pembatasan. Di Indonesia sendiri, MSG termasuk bahan makanan yang dianggap aman oleh BPOM.

Tidak Aman Menurut Russell Blaylock
Namun, menurut Russell Blaylock, penulis buku Excitotoxins – The Taste That Kills, MSG adalah excitotoxin yaitu zat kimia yang merangsang dan dapat mematikan sel-sel otak. Blaylock menyatakan bahwa MSG dapat memperburuk gangguan saraf degeneratif seperti alzheimer, penyakit Parkinson, autisme serta ADD (attention deficit disorder).

MSG juga meningkatkan risiko dan kecepatan pertumbuhan sel-sel kanker. Ketika konsumsi glutamat ditingkatkan, kanker tumbuh dengan cepat, dan kemudian ketika glutamat diblokir, secara dramatis pertumbuhan kanker melambat.

Para peneliti telah melakukan beberapa eksperimen di mana mereka menggunakan pemblokir glutamat  yang dikombinasi dengan pengobatan konvensional, seperti kemoterapi, dan hasilnya sangat baik. Pemblokiran glutamat secara signifikan meningkatkan efektivitas obat-obat anti kanker.

Berikut adalah beberapa efek samping dan gangguan spesifik yang berhubungan dengan MSG menurut Blaylock :
    * Kejang
    * Mual
    * Alergi
    * Ruam
    * Serangan asma
    * Sakit kepala
    * Mulut terasa kering
    * Hilang ingatan

Reaksi terhadap MSG dapat terjadi kapan saja, dari mulai segera setelah mengkonsumsi MSG sampai beberapa hari kemudian. Anak-anak lebih rentan terhadap efek negatifnya dibandingkan orang dewasa.

Bagaimana Sebaiknya?
Kita sebaiknya menghindari  atau membatasi penggunaan MSG dalam makanan kita. Makanlah makanan dalam bentuknya yang paling alami. Bagaimanapun, tubuh kita tidak diciptakan untuk menyerap dan memanfaatkan zat sintetis buatan manusia. Tubuh kita diciptakan untuk mencerna makanan buatan alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar